J. Kemp: Model Desain Pembelajaran
Oleh: Faisal Can Putra, M.Pd
Desain pembelajaran menurut Kemp, terdiri dari banyak bagian dan fungsi
yang saling berhubungan dan mesti dikerjakan secara logis agar mencapai apa
yang diinginkan.Rencana pembelajaran di desain untuk menjawab tiga pertanyaan,
ini merupakan pertanyaan terhadap hal-hal yang diperlukan dalam mendesain
pembelajaran yaitu:
1. Apa yang mesti diajarkan?
2. Apa prosedur dan sumber yang akan bisa untuk menjangkau mutu
pembelajaran yang diinginkan?
3. Bagaimana caranya kita untuk mengetahui nilai yang diperoleh dari pembelajaran tersebut?
Pada dasarnya,perencanaan dalam desain pembelajaran terdiri atas delapan langkah:
a. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya;
b. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
d. Menentukan isi meteri pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
e. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
f. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenagkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan;
g. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran;
h. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan.
3. Bagaimana caranya kita untuk mengetahui nilai yang diperoleh dari pembelajaran tersebut?
Pada dasarnya,perencanaan dalam desain pembelajaran terdiri atas delapan langkah:
a. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya;
b. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
d. Menentukan isi meteri pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
e. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
f. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenagkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan;
g. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran;
h. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan.
Pada gambar diatas dapat disimpulkan bahwa adanya saling ketergantungan antara
delapan komponen.Keputusan terhadap satu bagian saja akan berpengaruh pada yang
lain, jadi dalam merancang suatu desain pembelajaran dibutuhkan ketelitian
serta kecermatan dalam membuat suatu keputusan yang akan berdampak bagi hasil
yang akan dicapai.
1. Tujuan, Topik, dan Tujuan Umum
Tujuan di perlukan agar hasil
perencanaan nantinya dapat mengembangkan kompetensi yang akan menolong pelajar
agar dapat bepartisipasi dalam lingkungan masyarakat, selain itu, tujuan mesti
mengenal perubahan dalam kebutuhan pelajar dan keterkaitannya dengan apa yang
seharusnya diberikan pada siswa.
Semua program pembelajaran hendaknya
didasarkan pada pengembangan tujuan dan tujuan-tujuan itu dapat diambil dari
tiga sumber yaitu masyarakat, pelajar itu sendiri, dan kawasan
pembelajaran.Sebenarnya, tujuan-tujuan itu terdiri atas filsafat dan dari
pertimbangan etika serta tuntutan dari masyarakat yang menghendaki hasil(out
put) pembelajaran tersebut.
Sebuah perencanaan mesti menentukan
topik utama.Topik tersebut akan menjadi cakupan program pembelajaran yang
dibuat.Topik biasanya disusun secara logis, paling simpel, dan konkret sehingga
orang dapat lansung melihat gambaran dari rencana program pembelajaran
tersebutTopik dapat disusun berdasarkan pengalaman yang didapat atau pemikiran
yang menjadi dasar sesuatu yang akan dibuat.
Ketika tim pembelajaran untuk kali
pertama menentukan tujuan umum, banyak dari mereka yang menggunakan
istilah-istilah penting sebagai penunjang atau penggambaran topik agar dapat
memahami dengan benar keluaran(output) dari rancangan pembelajaran.
Berikut beberapa pernyataan dari
tujuan umum yang biasanya digunakan untuk menggambarkan topik:
ü Uutuk
memperoleh kemampuan apa
ü Untuk menilai
ü Untuk
menjadi tahu akan
ü Untuk
menjadi akrab dengan
ü Untuk
dikenalkan pada
ü Untuk
percaya dalam
ü Untuk
memahami
ü Untuk
memutuskan
ü Untuk
menikmati
ü Untuk
mengetahui arti dari
ü Untuk
memiliki perasaan pada
ü Untuk
mengenali
ü Untuk belajar
ü Untuk meniru
ü Untuk
menguasai
ü Untuk
merasakan
ü Untuk
mengerti
ü Untuk
menggunakan
Jadi
perencanaan pembelajaran sering dimulai dengan pernyataan yang berorientasikan
pada tujuan umum bagi topik yang telah ada sebelumnya.
2. Karakteristik Pelajar
Ketika mendesain sebuah rencana
pembelajaran, kita mesti cepat memutuskan karakteristik dari siswa karena
dengan mengetahui karakteristik tersebut sangat membantu dalam membuat
perencanaan pembelajaran. Faktor-faktor yang mesti diperhatikan dalam membantu
menentukan karakteristik siswa yaitu:
Faktor
akademi,antara lain jumlah siswa, latar belakang akademi/ pendidikan, rata-rata
nilai, tingkat kepintaran, tingkatan membaca, prestasi dan tes kemampuan, adat
kebiasaan, kemampuan untuk bekerja sendiri, latar belakang pelajaran atau
topik, motivasi untuk belajar, harapan-harapan belajar, dan aspirasi
kebudayaan.
Faktor soial, antara lain umur,
tingkat kematangan, bakat spesial, emosi dan kejiwaan, hubungan antar pelajar.
Informasi-informasi dari kandungan
faktor-faktor di atas dapat diperoleh dari kumpulan catatan siswa dan dari
konsultasi dengan guru-guru, bimbingan konseling, dan lain-lain. Hasil dari
daftar informasi tersebut, sebaiknya ditambah dengan survai perilaku dan tes
awal.
Faktor lain seperti kondisi dan gaya
belajar juga mesti dicatat dan diperhatikan pada saat perencanaan agar
ciri-ciri pelajar yang diidentifikasi dapat lebih sempurna.
3. Tujuan Pembelajaran
Semua tujuan pembelajaran mesti
diwujudkan sebagai syarat yang akan meningkatkan aktivitas pembelajaran.Dengan
menciptakan tujuan-tujuan yang pasti, kita dapat mengetahui dengan jelas apa
yang ingin kita ajarkan dan kemudian dapat memutuskan apa-apa saja yang telah
dicapai.
Menentukan tujuan merupakan sebuah
aktivitas yang bersifat pengembangan yang meminta ketelitian, perubahan, dan
penambahan. Bagi sebagian guru, tujuan dapat menjadi jelas setelah pelajaran
dibuat garis besarnya.
Kategori dari tujuan pembelajaran
dapat dikelompokkan mejadi tiga bagian yaitu:
Kognitif,
merupakan kategori yang memberikan perhatian yang lebih dalam program
pendidikan. S.Bloom.dkk, sebuah taksonomi bagi kognitif. Dalam hal ini, dia
(kognitif) dimulai dari pengetahuan sederhana sampai tingkat tertinggi yaitu:
a. Mengetahui,
merupakan kemampuan untuk mengingat, mengulang kembali apa yang didapat dan
lain sebagainya;
b. Memahami,
merupakan kemampuan untuk menafsirkan informasi yang diperoleh;
c. Penerapan
atau aplikasi, merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi,
teori-teori, prinsip-prinsip/ hukum-hukum dari situasi baru;
d. Analisis,
merupakan kemampuan untuk membagi pengetahuan yang rumit menjadi bagian-bagian
yang terurai dan mengetahui hubungan tiap bagian;
e. Sintesis,
merupakan kemampuan untuk menyatukan bagian-bagian yang terpisah menjadi bentuk
baru;
f. Evaluasi,
merupakan kemampuan untuk menilai berdasarkan pada pengetahuan / pemberian
kriteria.
Kriteria
yang kedua adalah psikomotor.Ini adalah kemampuan dalam menggunakan dan
mengkoordinasi otot rangka dalam aktivitas fisik dan melakukan sesuatu.
Psikomotor ini meliputi:
Ø Pergerakan
tubuh yang kasar;
Ø Pergerakan
halus dikoordinasi;
Ø Komunikasi
non-lisan;
Ø Tingkah laku
berbicara.
Kategori
yang ketiga adalah afektif.Ini meliputi sikap, penilaian atau penghargaan,
nilai-nilai dan emosi seseorang.David R.Krathwohl.dkk membagi afektif dalam
lima tingkatan:
1. penerimaan,
keinginan untuk memberikan perhatian pada sebuah aktivitas;
2. menanggapi,
keinginan untuk mereaksi sesuatu;
3. Penilaian,
keinginan untuk menerima sesuatu melalui sikap yang positif;
4. Pengorganisasian,
ketika menemukan situasi yang memiliki lebih dari satu penerapan, keinginan
untuk mengorganisasi nilai dapat digunakan;
5. Penggambaran
sebuah nilai yang kompleks.
Sekarang
kita beralih pada prosedur dalam penulisan tujuan pembelajaran.adapun prosedur
dalam menulis tujuan tersebut yaitu:
a. Dimulai
dengan sebuah tindakan yang menggambarkan perilaku/ aktivitas oleh pelajar;
b. Mengikuti
perilaku dengan referensi yang menggambarkan sesuatu yang lagi disenangi;
c. Jika bagian-bagian
yang diperlukan tersebut memerlukan beberapa hitungan, tambahkan standar performance
yang mengidentifikasi pencapaian minimum yang dapat diterima;
d. Sebagai
kebutuhan pemahaman siswa dan agar menetapkan keperluan evaluasi, tambahkan
beberapa kriteria-kriteria;
Tujuan
perencanaan pembelajaran juga memiliki keuntungan dan kelemahan, antara lain:
Kelebihan
- Kerangka dari beberapa tujuan program
pembelajaran dibuat atas kompetensi dasar, dimana siswa menguasai
pembelajaran merupakan sebuah harapan untuk dapat menjadi dampak
dikemudian hari;
- Tujuan menginformasikan siswa apa yang akan
dituntut atau diminta dari mereka;
- Tujuan membantu perancang program pembelajaran
untuk berpikir secara jelas dan mengatur serta mengurutkan seuatu;
- Tujuan mengidentifikasi tipe dan meningkatkan
aktivitas yang diperlukan untuk menyukseskan pembelajaran;
- Tujuan menyediakan dasar pengevaluasian dengan
pembelajaran siswa;
- Tujuan menyediakan sesuatu yang baik untuk
berkomunikasi.
Kelemahan
- Hampir semua tujuan berhubungan dengan tingkat
kognitif yang rendah;
- prosedur digunakan untuk menetapkan penerapan
tujuan yang baik untuk kognitif dan psikomotor namun afektif tidak
demikian;
- Pada saat tujuan boleh jadi digunakan dalam
pembelajaran yang membutuhkan struktur kandungan yang tinggi seperti
matematika dan sains, mereka dibatasi menggunakan sesuatu yang erat dengan
kemanusiaan seperti seni, ilmu sosial dan lain sebagainya;
- Guru tidak dapat menentukan semua dampak kemajuan
dari program pembelajaran;
- Membuat pembelajaran terlalu bersifat mekanik dan
perorangan.
4. Menentukan Isi Materi
Materi harus berdasarkan pada tujuan
pembelajaran. Karena bagian terpenting dari desain pembelajaran terletak pada
tujuan pembelajaran itu sendiri. Dalam beberapa kasus, isi dari materi
pembelajaran adalah turunan dari tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dapat diartikan
sebagai apa yang akan dituju oleh materi pembelajaran. Atau dengan kata lain,
tujuan pembelajaran adalah hasil dari materi pembelajaran.
Dalam pembelajaran yang bersifat
tradisional biasanya para guru menjadikan materi pembelajaran sebagai titik
berangkat dario sebuah pembelajaran dan hal itu masih banyak terjadi hingga
hari ini.
Ada beberapa hal yang harus kita
perhatikan dalam mengorganiusir isi pembelajaran. Ada beberapa hal yang harus
kita lakukan dalam menentukan isi pembelajaran yaitu mencakup pemilihan dan
pengaturan dari pengetahuan yang spesifik, skill, dan faktor sikap / pendirian.
Dalam menetukan level tujuan kita
dapat memakai prinsip pembelajaran behavior-nya Gagne yaitu fakta, konsep, hal
– hal yang terpenting, dan problem solving.
Jika siswa sudah mempelajari hal –
hal penting dalam suatu pembelajaran maka selanjutnya diharapkan mereka dapat
mengaplikasikannya dan dapat dikorelasikan dengan situasi masalah. Langkah –
langkah itu adalah:
- menerangkan kejadian;
- menduga alasan;
- memprediksi konsekuensi;
- mengontrol situasi;
- dan memecahkan masalah.
5. Penilaian Awal
Penilaian
awal memiliki peranan yang cukup penting dalam model desain ini. Dengan
melakukan hal ini kita dapat mengetahui tingkat pengetahuan yajg dimiliki oleh
murid. Mengetahui kondiosi pengetahuan murid sangat membantu kita dalam
mendesain pembelajaran.
Penilaian
awal juga dapat membantu untuk mengevisiensikan pembelajaran. Dengan melakukan
tahapan ini kita dapat mengetahui tingkatan pengetahuan murid. Dengan demikian
seorang murid tiodak perlu membuang – buang waktu untuk mempelajari kembali
materi yang telah mereka kuasai. Ada dua hal yang dapat kita lakukan dalam Pre-Assessment
yaitu prerequisite test dan pretest.
Identifikasi Pengalaman Siswa
Hal ini dilakukan untuk mengetahui
apakah siswa memiliki pengalaman / ilmu yang terkait dengan materi yang akan
diberikan. Tes ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti menyebar
angket, melihat hasil pekerjaan siswa, mengobservasinya ketika tengah bekerja,
atau dengan wawancara. Dengan melakukan proses ini kita dapat memilah dan
memilih materi apa saja yang tidak perlu disampaikan, disampaikan sebagian
saja, atau bahkan disampaikan mulai dari tingkatan dasar.
Pretest
Tahapan lainnya dalah pretest.
Pretest dilakukan untuk pemahaman siswa terhadap materi yang akan
diberikan. Untuk beberapa kasus ada yang mendampingkan pretest dengan posttest
dengan demikian kita dapat meihat hasil pembelajaran dengan membandingkan
hasil pretest dan posttest. Keuntungan lainnya adalah hasil posttest
dapat digunakan sebagai prerequisite test untuk materi lain yang
memiliki keterklaitan dengan materi ini.
Dalam pelaksanaannya, pretest tidak
selalu harus dilakukan dengan konsep formal. Misalnya saja kita dapat bertanya
langsung pada siswa di dalam kelas. Kita dapat bertanya berapa banyak di antara
mereka yang telah mengerti dengan materi yang akan diberikan. Jumlah siswa
yanhg mengangkat tangan dapat menjadi data yang sangat berguna bagi kita.
Di lapangan, pretest tidak
terlalu berpengaruh pada pembelajaran tradisional yang masih bersifat masif
karena pembelajaran seperti itu lebih terkesan menyamaratakan kondisi siswa.
Tapi manfaat dari pretest dapat kita ambil ketika kita melakukan
pembelajaran yang bersifat personal.
Manfaat lainnya adalah untuk
mengenalkan siswa pada materi yang akan dia pelajari. Namun, ada yang harus
kita perhatikan ketika kita melakukan pretest, faktanya tidak semua
siswa siap dalam menmghadapi tes seperti itu. Sebelumnya kita harus
memberitahukan bahwa hasil dari tes ini tidak ada sngkut pautnya dengan nilai
yang akan ,mereka peroleh.
6 Aktivitas Belajar Mengajar dan
Sumber – Sumber Pembelajaran
Tahapan ke
enam dari model pembelajaran Kemp membicarakan tentang aktifitas belajar –
mengajar dan sumber – sumber bejalar. Pada tahapan ini dijelaskan tentang
bentuk – bentuk dari kegiatan bejalar yang efektif dan media – media yang dapat
dijadikan sebagai sumber belajar.
Dalam
melakukan proses pembelajaran hendaknya kita memilih alternatif kegiatan yang
paling efektif dan sesuai dengan keadaan siswa. Namun demikian sebenarnya tidak
ada rumus yang baku untuk mensinkronkan alternatif jenis kegiatan pembelajaran
dengan kebuituhan dan kodisi siswa. Namun kita masih dapat menentukan jenis
alternatif pembelajaran dengan cara menganalisis setiap kelebihan dan
kekurangannya lalu disinkronkan dengan keadaan siswa.
Umumnya para
guru dapat mendesain pembelajaran dengan bantuan buku manual. Namun hal itu
hanya terbatas pada pembelajaran yang bersifat tradisional saja. Padahal ilmu
pendidikan senantiasa berkembang dan terus mengeluarkan produk – produk baru
yang lebih canggih lagi. Dari sinilah masalah muncul, karena para guru tidak
menguasai produk – produk baru tersebut. Di sinilah peran seorang pendesain
diperlukan.
Bentuk Pembelajaran
Dalam
perkembangan selanjutnya ada tiga alternatif pembelajaran yang memiliki
kelebihan jika dibanding dengan alternatif lainnya. Tiga alternatif itu adalah
presentasi group presentation, individualized learning, dan interaction
between teacher and student.
Ada beberapa
alasan yang mendasari ketiga alternatif pembelajaran di atas. Bentuk
pembelajaran di atas dilinai lebih efisien dan efektif karena dengan melakukan
presentasi proses penyampaian informasi lebih bersifat massif. Selain itu
setiap siswa memiliki kondisi poercepatan pemahan yang berbeda dalam memahami
suatu materi.
a. Group Presentation
Pada kegiatan ini guru atau siswa
melakukan sebuah presentasi untuk menyampaikan sebuah materi. Kegiatan seperti
ini harus ditunjang oleh tempat yang memadai seperti di dalam kelas atau aula.
Dalam pelaksanaannya penyaji dapat menggunakan alat bantu untuk menyampaikan
presentasinya alat iotu dapat berupa media audio, visual, atau audio visual.
Ada tiga karakter manusia yang akan
ditunjukkan oleh siswa dalam kegiatan ini. Karakter pertama adalah siswa yang
aktif berinteraksi. Siswa akan aktif dalam kegiatan diskusi, ia akan
berpendapat, bahkan tetap berkonsultasi dengan penyaji setelah kegiatannya
selesai. Tipe kedua adalah siswa yang hanya bekerja di tempat duduknya. Dan
karakter ketiga adalah siswa yang bersifat kritis pada setiap materi yang
disampaikan oleh penyaji dan biasanya keikutsertaannya lebih cenderung ke arah
banyak bertanya.
b. Individualized Learning
Yang melatar belakangi konsep ini
adalah bahwa setiap orang memiliki tingkat kecerdasan dan percepatan pemahaman
yang berbeda. Selain itu setiap siswa juga memiliki pola pikir dan cara belajar
yang berbeda. Untuk itu, guru harus dapat mendesain jenis pembelajaran yang
sesuai dengan keadaan dan karakteristik yang dimiliki oleh siswa. Istilah lain
untuk bentuk pembelajaran seperti ini adalah self instruction, independent
study, individualized prescribed instruction, dan self directed atau
self-paced learning.
c. Interaction between Teacher and
Students
Format pembelajaran seperti ini
adalah pembentukan kelompok – kelompok kecil. Dalam kelompok itu guru dan siswa
melakukan diskusi dan saling bertukar pikiran sehingga dapat terjadi proses
mengambiol pelajaran dari peserta lainnya dengan metode ini juga setiap peserta
akan dapat saling memahami karakter satu sama lain.
Agar memperoleh hasil yang maksimal,
maka anggota kelompok ini harus dibatasi. Kelompok ini terdiri dari tujuh
sampai 12 orang. Ada beberapa kelebihan yang dapat diambil dari model ini.
Dengan model ini para peserta akan terlatih dalam kemampuan mendengar dan
berbicara. Hal ini terlatih ketika mereka tengah menyampaikan pendapat. Selain
itu, bentuk ini juga melatih kepemimpinan.
Sumber Belajar
Hal penting yang tidak boleh kita
lupakan adalah media sumber belajar. Hendaknya kita memilih media yang cocok
dengan kondisi dan materi yang akan diberikan. Media yang baik dapat memotifasi
siswa dan dapat menjelaskan materi secara efektif serta mengilustrasikan isi
materi. Media yang digunakan dapat bermacam – macam. Media yang digunakan dapat
berupa media cetak, media audio, media visual, dan media audio visual yang
terpenting media itu dapat menunjang kegiatan personal maupun kelompok.
7 Sarana Penunjang
Selanjutnya
kita memerlukan beberapa hal yang dapat menunjang program pembelajaran. Hal itu
diantaranya adalah biaya, fasilitas, peralatan, waktu dan jadwal, serta
kordinasi dengan aktifitas lainnya.
a. Biaya
Dana
merupakan hal yang amat krusial dalam pengembangan pendidikan. Semua program
baru yang akan dipakai tentunya memerlukan dana untuk memulainya. Sekolah yang
ingin mengembangkan program pendidikannya misalnya saja dengan membuat inovasi
baru, penelitian, dan pengembangan memerlukan biaya untuk menjalankannya.
Pemanfaatan biaya dilakukan ketika masa pengembangan dan selama pemakaian
peralatan.
b. Fasilitas
Proses
pembelajaran tentunya membutuhkan fasilitas yang memadai untuk
keberlangsungannya. Berikut adalah kegiatan beserta fasilitas yang
dibutuhkannya.
- Dalam kegiatan presentasi, kita membutuhkan
proyektor audio visual, sound sistem, dan perlengkapan lainnya.
- Tempat pembelajaran mandiri. Merupakan sebuah
tempat yang diperuntukkan untuk para siswa dalam melakukan proses
pembelkajaran mandiri.
- Ruangan untuk kegiatan belajar kelompok. Ruangan
ini didesain dengan furniture yang tidak formal. Kemudian dilengkapi
dengan proyektor audio visual, dan papan display misalnya papan tulis.
- Ruang peralatan. Ruang ini digunakan untuk
menyimpan barang – barang yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Dari ruang ini pula dikordinirnya setiap peralatan yang digunakan untuk
membantu proses pembelajara.
- Ruang rapat untuk staff.
c. Peralatan
Dalam
menjalankan program yang telah dijalankan tentunya kita memerlukan beberapa
peralatan untuk menunjang kegiatan tersebut. Dalam mendesain sebuah program
kita harus memastikan bahwa kita memiliki atau setidaknya dapat mengusahakan
peralatan yang akan kita pakai. Karena ketidak tersediaan alat bisa sangat
mempengaruhi program yang akan dijalankan.
Selain itu kita harus mencari
informasi sebanyak – banyaknya tentang alat yang akan kita gunakan dari orang
yang kompeten di bidang itu. Kita harus mencari tahu informasi tentang
peralatan yang akan kita gunakan dengan demikian kita dapat memilih barang yang
tepat. Peralatan yang kita pilih sebaiknya peralatan yang mudah dipergunakan
dan memiliki resiko yang kecil.
Hal penting lainnya adalah kita
tetap membutuhkan orang – orang yang kompeten dengan peralatan itu. Selain itu
kita jangan terjebak dengan barang – barang yang canggih, namun sebenarnya kita
tidak memerlukan kecanggihannya agar kita tidak terjebak pada mubazir.
d. Waktu dan Jadwal
Dalam menentukan program hendaknya
kita memperhatikan jadwal dan wakti yang tepat. Jangan sampai waktu yang kita
tentukan bentrok dengan kegiatan lainnya. Selain itu kita juga harus
memperhatikan jangan sampai waktu yang kita pilih ternyata bentrok dengan
pprogram lain yang ternyata belum selesai.
e. Kordinasi dengan Aktivitas
Lainnya
Kita pun harus mengkordinasikan
program yang kita buat dengan pihak – pihak lainnya. Misalnya saja untuk
masalah perizinan. Terutama sekali jika siswa yang menjadi bagian dari program
kita adalah siswa yang masih membutuhkan bimbingan orang tuanya. Kita harus
mengkomunikasikan kegiatan ioni dengan orang tua. Bahkan jika perlu kita undang
orang tuanya untuk hadir dan mengawasi program yang telah kita rencanakan.
8. Evaluasi
Selanjutnya
adalah proses evaluasi. Evaluasi harus sejalan dengan tujuan awal pembelajaran.
Selanjutnya tujuan awal pembelajaran akan berperan sebagai acuan dari evaluasi.
Proses evaluasi ini berfungsi untuk mengukur hasil outcome dari pembelajaran
yang telah dilakukan. Selain itu proses evalusi juga berfungsi untuk mengukur
tingkat keberhasilan program pembelajaranyang telah didesain. Dari proses
evaluasi ini kita dapat melihat perbandingan siswa yang lulus dan tidak lulus.
Jika perbandingan siswa yang lulus lebih banyak dibandingkan siswa yang tidak
lulus maka pembelajaran ini dianggap berhasil.
Ada beberapa
bentuk tes yang dapat digunakan untuk proses evaluasi. Salah satunya adalah tes
dengan format pilihan ganda. Tes dengan bentuk seperti ini bisa diterapkan pada
siswa dalam berbagai tingkatan pemahaman baik yang pemahamannya sudah maksimal
maupun belum.
Selain itu
ada juga tes yang berbentuk essay. Tes seperti ini dipakai untuk menguji
tingkat pemahaman siswa akan materi yang dipelajarinya. Dengan bentuk seperti
ini siswa dapat lebih mengapresiasikan pemahamannya dengan lebih leluasa.
Dengan metode seperti ini siswa dapat mengorganisir, menghubungkan dan
mengintegrasikan setiap materi yang telah dipelajarinya.
Selain kedua
bentuk tes tadi ada juga bentuk tes untuk menguji kemampuan psikomotorik. Tes
seperti ini dilakukan dengan cara praktek. Contohnya adalah tes menyetir bagi
seseorang yang sedang mengikuti les menyetir.
Ada beberapa
karakteristik dari tes yang harus diperhatikan yaitu,
1. Tes benar –
benar ditujukan untuk mengevaluasi tujuan pembelajaran. Namun dalam beberapa
hal, tes juga dapat digunakan untuk mengetes sub tujuan dari pembelajaran;
2. Tujuan
pembelajaran yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran hendaknya tidak
dites denga denga satu cara tapi dites dengan beberapa alternatif cara lainnya.
Hal ini berguna untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat menjawab dan
memperlihatkan kemampouannya dengan maksimal mengingat tujuan tes yang begitu
penting;
3. Tes yang
diberikan benar – benar bersifat semata – mata untuk menguji tujuan utama dari
pembelajaran.