Senin, 02 Oktober 2017

SMP Negeri 1 Barru dalam Keterampilan Berpikir Kreatif

SMP Negeri 1 Barru dalam Keterampilan Berpikir Kreatif
Oleh: Faisal Can Putra, M.Pd (Guru IPA SMP Negeri 1 Barru)
Keterampilan Berpikir kreatif (creative thingking skills) berhubungan erat dengan daya cipta seseorang. Rogers (1962) memberikan pemamaparan bahwa sumber dari kreatifitas adalah kecenderungan pengaktualisasian diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk menjadi berfikir matang, kecenderungan untuk mengekspresikan diri dan mengaktifkan semua kemampuan organisme sedangkan Clark Moustakis (1967) memberikan asumsi bahwa kreatifitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungannya dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.
Indikator berpikir kreatif telah dipaparkan sebelumnya bahwa ada ditinjau dari empat (4) aspek yang menjadi tolok ukur dalam berpikir kreatif yaitu aspek fluency, flexibility, originality, dan elaboration sehingga sesorang dapat dikatakan telah berpikir kreatif aabila telah menunjukkan berbagai hal yang bekenaan dengan indikator diatas seperti kebiasaan berpikir, sikap, pembawaan, kepribadian, atau kecakapan dalam memecahkan masalah.
           Indikator berpikir kreatif  dapat dijabarkan dalam bentuk tabel berikut.

Tabel
Indikator Berfikir Kreatif 
No.
Aspek
Penjelasan/Ciri-Ciri
1.
Fluency (kelancaran)
a.Mencetuskan berbagai banyak ide, jawaban dengan lancar.
b.Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.
2.
Flexibility (Kelenturan)
a.  Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
b. Mencari banyak alternative atau arah yang berbeda-beda
c. Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.
3.
Originality (Keaslian)
a.    Mampu melahirkan ungkapan baru dan unik.
b. Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri.
c. Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
4.
Elaboration (kerincian)
a.    Mampu memperkaya dan mengembangkan  suatu gagasan atau produk.
b.  Menambah atau melakukan rincian terhadap suatu obyek, gagasan, atau situasi, sehingga menjadi  lebih menarik.
Sumber:  Munandar (2012)
           Selain indikator dalam pengembangan berpikir kreatif juga diperlukan alat ukur dalam penentuan ketercapaian berpikir kreatif yaitu:
1)      Tes kemampuan  berfikir divergen (Guilford)
          Model tiga dimensi dari Guilford tentang struktur intelek mencakup dimensi operasi (proses) dengan  lima kategori mental, dimensi content empat kategori, dan dimensi produk dengan enam kategori (Munandar, 2009). Berbagai Macam tes berfikir kreatif dari Guilford yang mengukur kemampuan berfpikir divergen terutama digunakan untuk kelompok remaja dan orang dewasa, meskipun ada juga untuk anak-anak tapi dibatasi pada umur tertentu.
 2)      Tes Torrance Mengenai kemamapuan  berfikir kreatif.
Tes Torrance ini dimaksudkan untuk memicu ungkapan secara simultan (serentak) dari beberapa operasi mental kreatif yang terutama mengukur kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan kerincian (elaborasi). Tes ini disusun sedemikian rupa untuk membuat aktivitasnya menarik dan menantang peserta didik mulai dari pendidikan pra-sekolah sampai sekolah menengah. Tes Torrance dapat diberikan secara perseorangan maupun kelompok. Bentuk verbal terdiri atas tujuh sub-tes: mengajukan pertanyaan, menerka sebab, menerka akibat, memperbaiki produk, penggunaan tidak lazim, pernyataan tidak lazim, dan aktifitas yang diandalkan. Tes figural terdiri dari tiga  sub-tes: tes bentuk, gambar yang tidak lengkap, dan tes lingkaran. Tes verbal diberi skor untuk kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas, sementara tes figural ditambah dengan skor untuk elaborasi.
Tes Torrance juga diberi batas waktu atas dasar pertimbangan baha sa sampai derajat tertentu harus ada press (pendorong) untuk memicu fungsi mental kreatif dengan tetap memberikan dorongan untuk merangsang berfikir kreatif.
3)      Tes berfikir kreatif-produksi menggambar
Tes ini biasa juga disebut Test For Children Creative Thingking –Drawing Production (TCP-DP). Tes ini berbeda dengan kedua tes diatas karena skornya tidak berdasar pada kelangkaan secara secara statistis, tetapi apa yang disebut image production. Responden diminta untuk menyelesaikan gambar yang tidak lngkap, (rangsangan-rangsangan figural), dan penilaiannya mencakup sembilan dimensi, yaitu: melengkapi, melanjutkan, unsur baru, hubungan yang dibuat dengan garis, hubungan yang berkaitan dengan tema, melintasi batas (dua kriteria), perspektif dan humor.
4)      Berfikir kreatif dengan bunyi dan kata
Ukuran talenta kretif lainnnya berhubungan dengan orisinalitas dan imajinasi; tamsil (imaginery) dan analogi, yaitu thingking creativity with sound and words). Tes ini berisikan dua ukuran orisinalitas verbal yang salah satunya menstimulus rangsangan berupa bentuk suara bunyi denganrantang dari bunyi yang sederhana sampai bunyi yang rumit. Suara-suara ini akan memunculkan reapon intelektual manusia yang berinteraksi dengan emosi sehingga memunculkan tanggapan yang imajinatif.
5)      Inventory Khatena- Torrance mengenai perspektif kreatif.
           Istrument ini biasa disebut Khatena-Torrance Creative Perception Inventory yang dirancang untuk anak umur 10-11 tahun remaja maupun dipergunakan juga untuk orang dewasa. Instrument ini dikembangkan dengan melihat atau mengamati diri seseorang, melalui daftar periksa, kuisioner, dan inventory. Dimana dimensi dari pengukuran ini terdiri dari dua dimensi yaitu  didasari pertimbangan bahwa diri seseorang mempunyai keakuan secara psikologis dengan cara perilaku kreatif maupun tidak kreatif dalam artian bahwa ada upaya untuk menunjukkan  siapa jati dirinya melalui tindakan kreatif. Dimensi berikutnya adalah didasari bahwa kreatifitas itu tercermin dari karakteristik kepribadian orang itu sendiri, dalam cara berfikirnya dan dalam produk-produk yang muncul sebagai hasil dari dorongan kreatif bagi peserta didik SMPN 1 Barru.
Berkenaan dengan hal tersebut penumbuhan pemikiran kreatif bagi peserta didik khususnya di SMP Negeri 1 Barru Sangat Perlu dilatihkan sebagai modal dasar dalam kompetensi abad 21 yang sekarang ini digencarkan oleh pemerintah dalam hal ini kementerian pendidikan yang tertuang dalam kurikulum 2013.

          

Pemanfaatan Platform Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam mendukung MERDEKA BELAJAR | Pembatik Level 4 Tahun 2023

Merdeka Belajar adalah sebuah program yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Bapak Nadiem Anwar Makarim seb...